Showing posts with label #SERIT. Show all posts
Showing posts with label #SERIT. Show all posts

Saturday, August 13, 2016

Blogging: Seni Yang Tak Dianggap Seni | #SERIT 2

1:47 AM
Allright i'm back to this space.

Blogging

Sebelum membahas tentang blogging, ada baiknya kalo kita mempelajari dulu definisi dari blog itu sendiri. Dan menurut wikipedia, blog itu adalah........................
blog (a truncation of the expression weblog)[1] is a discussion or informational site published on the World Wide Web consisting of discrete entries ("posts") typically displayed in reverse chronological order (the most recent post appears first). Until 2009, blogs were usually the work of a single individual[citation needed], occasionally of a small group, and often covered a single subject. More recently, "multi-author blogs" (MABs) have developed, with posts written by large numbers of authors and professionally edited. MABs from newspapers, other media outlets, universitiesthink tanksadvocacy groups, and similar institutions account for an increasing quantity of blog traffic. The rise of Twitter and other "microblogging" systems helps integrate MABs and single-author blogs into societal newstreams. Blog can also be used as a verb, meaning to maintain or add content to a blog.
Singkatnya, blog adalah situs informasi atau diskusi yang di publish di media world wide web atau lebih mudah jika kita sebut internet yang dibuat oleh seorang author atau penulis atau bisa kita sebut seorang blogger dengan tujuan untuk mendistribusikan informasi kepada masing masing peminat dari informasi yang di sebarluaskan.

So, apa itu blogging?
Blogging adalah kegiatan mendistribusikan informasi melalui media Blog. Well, that's a simple way to descript a single "blogging" word. Dan di postingan ini gue akan pelan pelan membahas esensi Blogging dari masa ke masa yang menurut sudut pandang gue mulai ditinggalkan atau dilupakan.



Izinkan gue untuk flashback sebentar. Blog pertama gue, gue masih ingat waktu itu beralamat durengaul[dot]blogspot[dot]com, dan itu pertama kalinya gue curhat di blog yang jujur gue waktu itu menulis dengan gaya ala ala raditya dika di buku kambing jantan. Pertama kali gue membuat dan menulis sebuah artikel di blog sendiri itu pas gue kelas satu smp (gue nulis ini beberapa bulan setelah gue lulus SMK), waktu itu gue belum kenal dunia blogging secara luas dan yang gue lakukan hanya menggantikan media diary dengan media blog.

Dari yang udah gue tau, hype blogging dimulai ketika seorang Raditya Dika menerbitkan buku berjudul Kambing Jantan dan mulai saat itu blogger blogger baru (yang nantinya menjadi sepuh) pun bermunculan. Setaun setelah gue mulai menulis blog, gue sudah bergabung dibeberapa grup dan forum blogging di internet, and i know a lot of blogger types from those things. Dari sana juga gue tau kalo banyak para blogger diluar sana yang memiliki penghasilan tetap hanya dari menulis artikel di blognya.
Disini gue ga akan bahas bagaimana cara mereka mendapatkan penghasilan tersebut, tapi gue akan menjelaskan kenapa di judul artikel ini gue bilang kalau blogging adalah seni yang tak dianggap.

Seni


Seni adalah hasil dari kegiatan manusia dalam mengekspresikan imajinasi dari alam bawah sadarnya masing masing. Setiap manusia memiliki sense of art yang berbeda-beda. Gue sendiri termasuk dari mereka yang cenderung mengapresiasi sebuah seni tanpa dapat mengekspresikan apa yang ada di dalam imajinasi gue sendiri.

Why's blogging is an art? 

Pada kenyataannya, para blogger yang mengerti akan esensi dari blogging, akan menulis artikel sesuai passion mereka masing masing. Contoh, gue pernah punya blog yang membahas serial detective conan entah itu berita, update manga mingguan atau update anime mingguan. Gue juga pernah punya blog yang berisi panduan panduan untuk menjadi blogger dari tahap pemula, intermediate sampai expert. Tapi gue ga pernah punya pikiran untuk membuat sebuah blog yang berisi tentang review suatu benda atau karya, atau gue juga gapernah punya keinginan untuk membuat blog tentang teknologi meski gue dalam keseharian seringkali membaca dan mengkonsumsi sesuatu yang berhubungan dengan teknologi. Padahal, banyak sekali blog blog yang berkembang menjadi website besar yang bertemakan tentang review produk ataupun teknologi. Sebut saja jalantikus yang menurut gue website tak hanya profitable tapi juga memiliki kegunaan yang sangat vital dikalangan netizen Indonesia.

Balik lagi, kenapa gue gak main di tema review atau teknologi? Jawabannya simpel, karena itu bukan apa yang ingin gue tulis. Sama seperti ketika gue menulis artikel ini, gue menulis berdasarkan ide yang gue keluarkan dari dalam otak gue. Tanpa editor, tanpa target pembaca, gue menulis apa yang ingin gue tulis. Gue membuat apa yang ingin gue buat. And i know, maybe there's zero person who really really has an interest with this section, but that's not a problem. Cause this is my passion. This is my way of blogging. 

Selain mencurahkan isi otak, blogging tak sesederhana itu dikemudian hari. Gue menemukan banyak sekali blog dengan tampilan menarik yang berbeda dari blog blog pada umumnya ketika gue mulai bergabung dengan berbagai forum blogger di Indonesia.

Mari kita sebut orang orang seperti mas sugeng atau noval bintang yang sukses membuat dan memperjual-belikan template template karya mereka sendiri. Tak sedikit juga template yang mereka bagikan secara gratis demi mempertahankan eksistensi mereka di mata blogger yang lain. Gue sendiri belum pernah membuat template blog dari nol karena seperti yang gue bilang di awal, gue cenderung tidak bisa menciptakan sebuah seni dan template blog, adalah salah satu dari sekian seni yang tak dianggap di dunia blogging.

Tapi gue pernah mencoba meredesign template karya orang lain, dan ketika ada orang yang memakai template hasil redesign gue, jujur gue merasa senang dan terpacu untuk melakukan hal yang sama berulang-ulang kali.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, satu persatu mulai menghilang. Drama disana-sini, penipuan merajalela, spamming, flooding, flaming, making menjadi jadi. Ketika setiap blogger mulai kehilangan arah, dollar maupun rupiah menjadi tujuan, gue pun memutuskan untuk berhenti. Terhitung  ada sekitar 7 atau 8 blog yang gue hapus ketika gue memasuki tahun kedua gue di Sekolah Menengah Kejuruan. Bukan karena ingin serius didalam akademik, tapi karena memang gue merasa, dunia blogging bukan lagi dunia yang dulu gue kenal. Dunia jujur dimana setiap blogger berekspresi, mengeluarkan aspirasi, pendapat, maupun informasi yang beguna bagi sesama, tapi malah menjadi ajang pamer, hura-hura, dan tak ayal para blogger berlomba-lomba meraup keuntungan sebanyak mungkin dari berbagai cara termasuk menipu blogger yang lainnya. 

Di satu titik gue ingin berhenti, di titik lain gue kehilangan tempat untuk berekspresi.

Mari kita sederhanakan, tak ada yang akan terus berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Manusia punya dua pilihan. Beradaptasi atau mengasingkan diri. Gue pun memilih untuk mengasingkan diri dari dunia blogging tanpa meninggalkan situs blogger[dot]com yang telah membuat gue mengenal apa itu seni, apa itu ekspresi, dan apa itu ambisi.

13 - Agustus - 2016, Fakhri Taka yang rindu segalanya.

Monday, February 29, 2016

Why Should We Buy The Originals? | #SERIT 1

9:58 PM
Kenapa harus bayar ketika kita bisa dapat gratis? Kenapa kita harus membeli ketika kita bisa mencari? Kenapa harus original ketika bajakan sudah tersedia?




Kira-kira seperti itulah mindset dari kebanyakan orang di Indonesia. Gue ga bilang salah, hanya saja kalimat-kalimat diatas, tergantung dimana mereka ada, di dalam kondisi seperti apa mereka diucapkan, barulah bisa kita nilai, benar? atau salah?

ORIGINAL. Film, musik, video, games, furniture, sparepart, tas, sepatu, pakaian, dan lain-lain sebagainya yang bisa kita konsumsi, hampir semua itu memiliki sesuatu yang dinamakan BRAND, LABEL, atau MERK.

Ada dua orang membuat barang yang sama, namun berbeda kualitas. Sebut saja "A" dan "B". Si A membuat barang dengan memprioritaskan segi kualitas. Sedangkan si B membuat barang dengan memprioritaskan segi kuantitas. So, antara si A dan si B, jika mereka menjual barang mereka dengan harga yang sama, jelas si B akan lebih diuntungkan karena dia lebih banyak membuat barang dibanding si A. Lalu, bagaimana si A yang bekerja lebih teliti dan membuat barang yang lebih sempurna dibanding si B dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari si B?

Yap, si A harus menjual barang tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal dibanding si B.

lah, yang ada malah orang-orang gamau beli punya si A dong? mendingan beli punya si B yang harganya lebih murah.

Jika kalian membaca kalimat barusan sambil menganggukan kepala, selamat, maka kalian termasuk sebagai "kebanyakan orang di Indonesia" yang gue maksud di paragraf kedua tadi.

Oke, kesampingkan intermezzo tentang si A dan si B barusan. Sekarang gue mau membahas tentang "kebanyakan orang di Indonesia".

Indonesia, negeri dengan 200 juta jiwa dan dengan jutaan seniman didalamnya, nyatanya hanya secuil dari seniman-seniman itu yang dapat menikmati hasil jerih payahnya dalam proses membuat sebuah karya. Sisanya? mereka harus menelan ludah karena ada si "B" yang datang dan membuat karyanya dapat dinikmati oleh semua orang tanpa orang yang menikmati tersebut tau, bahwa si seniman ini menangis dalam hati dan merasa hampa tak dihargai.

Ya, "kebanyakan orang di Indonesia" inilah yang seringkali menunggu bahkan mencari akan kedatangan si "B" untuk mendapatkan sebuah karya tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.

Dan dialah si "B". "pemBajak".

KENAPA HARUS ORIGINAL? 

Sebelum masuk ke bahasan diatas, ada baiknya kalo gue terlebih dahulu membahas

APA ITU ORIGINAL?

Menurut wikipedia:
Originality is the aspect of created or invented works by as being news or novel, and thus can be distinguished from reproductions, clones, forgeries, or derivative works.[citation needed] An original work is one not received from others nor one copied from or based upon the work of others.[citation needed]. It is a work created with a unique style and substance. The term "originality" is often applied as a compliment to the creativity of artistswriters, and thinkers.[citation needed] The idea of originality as we[who?] know it was invented by Romanticism,[1] with a notion that is often called romantic originality.[2][3][4]
The concept of originality is culturally contingent. It became an ideal in Western culture starting from the 18th century.[5][6] In contrast, at the time of Shakespeare it was common to appreciate more the similarity with an admired classical work, and Shakespeare himself avoided "unnecessary invention".[5][7][8]
 So, karya yang original adalaaaaaahhhhhh??

Oke, ini menurut gue pribadi sih. Gue ga tau kalo kalian mungkin punya pendapat yang berbeda tentang ORIGINALITAS, mungkin bisa share pendapat kalian di kolom komentar nanti.

Karya yang original adalah karya yang jika kita membeli karya tersebut, maka uang yang kita gunakan untuk membeli karya itu akan tersampaikan kepada sang seniman.

Jadi, karya yang original itu harus berbayar?

NGGAK!

Originalitas tidak menentukan harga, tapi menentukan kualitas. Harga ditentukan oleh sang seniman (atau manajer jika sang seniman memiliki manajer). Tak sedikit seniman yang menyebarluaskan hasil karya kepada dunia secara cuma-cuma.

TERUS RUGI DONG KALO DIBAGIIN GRATIS?

Secara materi? YA. tapi secara marketing? TERGANTUNG. Itulah marketing, semuanya tergantung kepada mindset si pembeli. Tipe mana dia? Kalo dia adalah tipe "kebanyakan orang di Indonesia" yang sebelumnya kita bahas, maka hancurlah sang seniman itu. Tapi, kalo mereka adalah tipe orang "kedua", tipe yang mampu menghargai seniman-seniman yang mereka sayangi, disitulah target si seniman saat ia menyebarluaskan karyanya secara cuma-cuma tercapai.

Ketika tipe orang kedua ini telah menikmati karya si seniman dan menyukainya, maka ketika suatu waktu sang seniman ini membuat karya yang lain dan menjualnya kepada orang tipe kedua, maka dengan senang hati tipe orang kedua akan membeli karya tersebut karena ia menghargai dan menyayangi sang seniman dan karyanya tersebut.

Balik lagi,

KENAPA HARUS ORIGINAL? 

Mendapatkan sesuatu yang Original dengan cara yang LEGAL, menurut gue adalah suatu bentuk penghargaan kita kepada seniman yang kita cintai. Rasa hormat kepada seniman yang telah membuat sebuah karya untuk memanjakan para penikmat karya tersebut.

Mulai dari sini, gue akan mempersempit ruang gerak bahasan kita menjadi

ORIGINAL ALBUM

To be honest, gue membuat artikel ini dalam rangka menyambut 2 Album yang gue tunggu-tunggu di tahun ini. 3 Maret 2016, Kirameki no Kakera Album yang dirilis oleh Manajemen Sakura Gakuin dan 1 April 2016, METAL RESISTANCE Album yang dirilis oleh BabyMetal Official. Tapi bukan itu yang pengen gue bahas. Bahasan gue balik lagi ke:

"kebanyakan orang di Indonesia" yang mendapatkan album musik ORIGINAL dengan cara yang TIDAK LEGAL/ILLEGAL. BOOM!

Gini gini... pernah gak kalian punya kenalan atau bahkan kalian sendiri melihara binatang, anggeplah kalian melihara kucing, kalian sayang sama kucing itu, kalian ga mau kucing tersebut kotor atau sakit, karena itu kalian membuatkan tempat untuk si kucing tersebut membuat kotorannya dan kalian juga membelikan makanan khusus untuk si kucing.

Membuat tempat untuk si kucing membuang kotoran itu tentulah memerlukan modal. Setidaknya modal tenaga yang keluar. Dan gue udah survey kalo satu kaleng makanan kucing itu harganya bisa mencapai 400ribuan. (itu yang murah) Lebih mahal dari makanan kita sehari-hari.

Or, let's take it more simply. Gue yakin kalian disini pernah tau atau bahkan pernah punya yang namanya Tamiya? Tamiya jalannya pake apa?? Pake Baterai. Jalannya dimana?? Di trek tamiya. Baterainya beli kan? Trek tamiyanya juga beli kan? atau kalo misalkan kalian bikin sendiri treknya, tetep aja bahannya gak gratis kan?

Nah, analogi barusan adalah contoh dari pengorbanan kita terhadap apa yang kita sukai dan cintai. Jadi menurut gue, aneh kalo kalian mengaku suka dan cinta terhadap seorang seniman tapi kalian gak mau berkorban untuk sang seniman. Kalian cuman mau menikmati karyanya tanpa ada timbal-balik dari kalian untuk si Seniman.

Kenapa kita bisa dan mau mengorbankan uang yang sangat banyak untuk seekor kucing atau membeli satu set batu baterai dan dinamo hanya untuk menyalakan sebuah Tamiya, tapi kita nggak bisa mengeluarkan uang untuk menghargai seorang seniman? kenapa?

Oke, ini opini gue. Makanan kucing, Dinamo Tamiya dengan Album Musik memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaannya ialah MEDIA. Mereka memiliki media yang berbeda.
Jika makanan kucing dan dinamo tamiya merupakan hard media yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. Maka album adalah sebuah karya hard media yang berisi soft media. soft media memiliki ciri-ciri yang hanya bisa dilihat dan dirasakan. Tanpa disentuh, soft media sudah bisa dinikmati oleh penikmatnya.

INTERNET memiliki peranan besar dalam penyebaran original soft media secara ILLEGAL. This is globalization era. Orang-orang dapat dengan bebas menemukan karya yang mereka sukai dan mengunduhnya sebagai soft media ke hard drive mereka sendiri.

iTunes merupakan penyedia karya-karya yang berbentuk soft media legal terbesar di dunia. Mereka mempunyai data penjualan berbagai karya-karya para seniman di dunia termasuk di Indonesia. Dan ini adalah berbandingan antara penjualan karya-karya di Indonesia dengan di negara-negara yang lain.

USA

UK (Inggris)

Jepang

Indonesia

Did you see that?

Perbandingan antara penjualan di ITunes USA, UK, dan Jepang dengan penjualan di ITunes Indonesia. Bagaikan kerak bumi dengan langit ketujuh. JAUH.

Harga album atau single musik terlalu mahal untuk orang-orang Indonesia??

Ada sebuah kutipan:

Kalo kamu terlahir miskin, itu bukan kesalahanmu. Tapi kalo kamu mati dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu.
Kutipan dari siapa gak perlu gue kasih tau, mungkin udah banyak yang denger tapi gue cuman mau bilang: Salah siapa kalian miskin di era Globalisasi ini???

Gue bikin tulisan ini juga bukan buat bocah-bocah yang masih sekolah dan minta uang ke orang tua, tapi yang gue maksud adalah mereka yang sudah sanggup untuk bekerja, sudah sanggup untuk berkarya, sudah mampu untuk menanggung beban kehidupannya sendiri, tapi masih jatuh kedalam lubang kemiskinan. ITU SALAHMU...

Jadi buat yang masih sekolah, well, find your passion from now. Karena yang bakal bikin kalian kaya itu bukan bagaimana kalian belajar disekolah, tapi bagaimana kalian mengembangkan bakat dan passion kalian di lingkungan kalian. Bagaimana kalian bisa membuat orang-orang nantinya menghargai kemampuan yang kalian miliki karena sudah kalian asah dari sekarang.

Dan kalo udah kaya, jangan jadi "kebanyakan orang di Indonesia" yang tadi.

So, that's all about my opinion. Why Should We Buy The Originals? I think, it's all about the respect. And how about you? Let's see your comment below.

And for the last, see you on my next post. Bye!!

FakhriTaka

Fakhri Taka adalah seorang mahasiswa yang hobi main kartu remi, ngopi, dan nonton serial teletubbies. Sekarang lagi sibuk sibuknya nyari cara agar bisa tidur sebelum tengah malam sambil meneliti obat tidur mana yang cocok buat ditenggak.




Recent

recentposts

Random

randomposts