Thursday, September 29, 2016

Fenomena Konspirasi Flat Earth di Kalangan Netizen Indonesia

Kurang lebih pada 5 abad yang lalu, tepatnya di akhir dari abad ke-16, seorang Nicoulaus Copernicus berhasil menemukan suatu model matematis yang dapat meramalkan secara lengkap sistem Heliosentris. Lalu pada abad berikutnya, model tersebut dijabarkan dan diperluas oleh Johannes Kepler menggunakan bantuan alat pengamat pendukung hasil cipta dari seorang Galileo Galilei. Pada generasi berikutnya, seorang ilmuwan bernama Isaac Newton melalui bukunya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 berhasil menghilangkan keraguan akan teori Heliosentrisme yang sebelumnya banyak diperdebatkan dikalangan para ilmuwan. Melalui bukunya, Isaac Newton juga menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Tak hanya itu, Newton juga berhasil menunjukan bahwa gerak benda di Bumi dan di luar angkasa diatur oleh sekumpulan hukum hukum alam yang sama. Ia berhasil menunjukan konsistensi hukum gerak planet Kepler, teori Heliosentrisme Copernicus dan Galileo Galilei, serta teori Gravitasinya dalam satu kesatuan yang selaras dengan berbagai fenomena alam yang dapat kita lihat sehari-hari.

Galileo Galilei berperan banyak dalam membuktikan teori Heliosentris

Dari berbagai penelitian para ilmuwan dimasa lalu dan juga berbagai ekspedisi dari badan organisasi seperti NASA, kini kita yang hidup pada masa sains modern dapat menikmati hasil dari penelitian yang telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat dan mengelilingi pusat tatasurya yaitu Matahari bersama tujuh planet lain yang juga termasuk kedalam sistem tatasurya kita sebagai Matahari sebagai pusatnya. Berkat dari banyak penelitian itu juga kita mengetahui bahwa tatasurya kita sendiri beserta pusatnya Matahari mengelilingi pusat dari galaksi Bimasakti yang merupakan sebuah Supermassive Blackhole atau dapat disebut dengan Lubang Hitam Super Besar.

Namun, apa jadinya jika ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa ternyata Bumi tidak berbentuk bola tapi berbentuk datar seperti piringan dan apa yang telah diajarkan oleh guru guru kita dari tingkat SD hingga SMA ternyata merupakan kebohongan yang direkayasa oleh para peneliti peneliti di luar sana? Sebuah channel youtube bernama Flat Earth 101 berhasil menebarkan konspirasi dan berbagai macam informasi palsu mengenai sains, teori bumi berbentuk datar, dan berbagai doktrin bahwa selama ini kita telah dibohongi oleh sekelompok elite global yang tidak jelas diketahui siapa sebenarnya mereka. Melalui serial videonya, channel youtube Flat Earth 101 membantah seluruh teori yang membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat pepat dan memaparkan teori teorinya yang mendukung pernyataannya bahwa bumi selama ini ternyata berbentuk datar. Tak hanya itu, channel tersebut juga mendoktrin bahwa bumi berbentuk bulat adalah sebuah kebohongan besar yang disebarkan oleh kalangan elite global dalam suatu sistem yang dapat memperkaya diri mereka sendiri dan merugikan sebagian besar umat manusia di dunia.

Meski bau konspirasi sangat tercium jelas dari channel youtube tersebut, tapi ternyata cukup banyak orang yang mendukung dan menyetujui teori serta paparannya. Bukan tanpa sebab, setelah penulis sendiri menonton serial video di channel tersebut dari awal hingga akhir, ternyata memang selain teori yang dipaparkan di video tersebut terdengar cukup masuk akal, di serial videonya sang kreator juga menggunakan gelombang suara beta yang dapat mempengaruhi pikiran pendengarnya dan juga beberapa trik psikologis berupa penekanan kalimat di bagian tertentu dan pengulangan kalimat, kata, serta istilah sehingga secara tidak sadar, paparan yang ada pada serial video tersebut tertanam secara otomatis di dalam otak penontonnya. Hampir bisa dipastikan para penonton yang telah selesai menonton serial video pada channel tersebut tanpa mencari tahu kebenaran yang sebenarnya, akan mempercayai apa yang dipaparkan didalam channel tersebut.


Namun layaknya sebuah konspirasi pada umumnya, teori yang seolah-olah diungkapkan sebagai fakta di channel youtube tersebut ternyata merupakan kebohongan serta hoax belaka. Sebuah website beralamatkan “Cronosal” dengan gamblang membuat sebuah serial artikel yang membantah semua klaim dan teori Flat Earth di channel youtube Flat Earth 101. Melalui sebuah aplikasi online chatting, Christian Dwi Wijaya sang pemilik sekaligus penulis website Cronosal mengatakan bahwa tak terlalu sulit untuk mengumpulkan bukti bukti untuk membantah serial video Flat Earth 101. Seluruh footage video yang dipotong di channel Flat Earth 101, dapat ditemukan di youtube dengan mencarinya menggunakan kata kuncu yang dirasa cocok dengan video yang dicari. Sedangkan untuk data data teori yang dipalsukan dan berita berita asli yang diplesetkan untuk mendukung teori Flat Earth dapat ditemukan dengan mudah di berbagai jurnal ilmiah dan jurnal berita online menggunakan mesin pencari Google. Namun meski begitu, cukup sulit baginya untuk konsisten menerbitkan serial artikelnya dalam kurun waktu tertentu karena kesibukannya dan banyaknya referensi yang harus dicari demi mendukung serial artikelnya tersebut. Dari serial artikel yang ia buat juga dapat membuktikan bahwa hampir seluruh klaim dan teori yang dipaparkan didalam channel video Flat Earth 101 hanyalah kebohongan semata. Klaim Stellar Parallax dan Negative Parallax merupakan klaim yang paling sulit untuk dibantah karena kesulitan untuk mencari materi yang langka tersebut. “Negative Parallax lebih mudah ditemukan di forum diskusi ketimbang jurnal ilmiah” akunya saat ditanya oleh penulis mengapa ia cukup kesulitan dalam membantah klaim tersebut.

Berbagai teori yang nyatanya banyak menggunakan bukti bukti palsu tentu tak dapat dikatakan sebagai fakta. Namun nyatanya hingga sampai saat ini masih banyak orang orang yang beranggapan bumi itu berbentuk datar seperti piringan dan melakukan debat didalam forum forum Flat Earth di internet. Semuanya kembali kepada pribadi masing-masing, apakah akan percaya kepada fakta sains modern dan penelitian ilmiah yang telah dilakukan selama bertahun tahun atau malah termakan oleh sebuah konspirasi yang menyebarkan teori teori dari 500 tahun yang lalu?

Ditulis dan Disunting oleh: Fakhri Taka
Sumber Gambar: Google Images
Thanks to: Christian Dwi Wijaya and http://www.cronosal.web.id/

NOTES: In case if you haven't watch these serial video 

No comments:

Post a Comment

FakhriTaka

Fakhri Taka adalah seorang mahasiswa yang hobi main kartu remi, ngopi, dan nonton serial teletubbies. Sekarang lagi sibuk sibuknya nyari cara agar bisa tidur sebelum tengah malam sambil meneliti obat tidur mana yang cocok buat ditenggak.




Recent

recentposts

Random

randomposts