Wednesday, November 30, 2016

Why Should We Buy The Originals? | #SERIT

Kenapa harus bayar ketika kita bisa dapat gratis? Kenapa kita harus membeli ketika kita bisa mencari? Kenapa harus original ketika bajakan sudah tersedia?




Kira-kira seperti itulah mindset dari kebanyakan orang di Indonesia. Gue ga bilang salah, hanya saja kalimat-kalimat diatas, tergantung dimana mereka ada, di dalam kondisi seperti apa mereka diucapkan, barulah bisa kita nilai, benar? atau salah?

ORIGINAL. Film, musik, video, games, furniture, sparepart, tas, sepatu, pakaian, dan lain-lain sebagainya yang bisa kita konsumsi, hampir semua itu memiliki sesuatu yang dinamakan BRAND, LABEL, atau MERK.

Ada dua orang membuat barang yang sama, namun berbeda kualitas. Sebut saja "A" dan "B". Si A membuat barang dengan memprioritaskan segi kualitas. Sedangkan si B membuat barang dengan memprioritaskan segi kuantitas. So, antara si A dan si B, jika mereka menjual barang mereka dengan harga yang sama, jelas si B akan lebih diuntungkan karena dia lebih banyak membuat barang dibanding si A. Lalu, bagaimana si A yang bekerja lebih teliti dan membuat barang yang lebih sempurna dibanding si B dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari si B?

Yap, si A harus menjual barang tersebut dengan harga yang jauh lebih mahal dibanding si B.

lah, yang ada malah orang-orang gamau beli punya si A dong? mendingan beli punya si B yang harganya lebih murah.

Jika kalian membaca kalimat barusan sambil menganggukan kepala, selamat, maka kalian termasuk sebagai "kebanyakan orang di Indonesia" yang gue maksud di paragraf kedua tadi.

Oke, kesampingkan intermezzo tentang si A dan si B barusan. Sekarang gue mau membahas tentang "kebanyakan orang di Indonesia".

Indonesia, negeri dengan 200 juta jiwa dan dengan jutaan seniman didalamnya, nyatanya hanya secuil dari seniman-seniman itu yang dapat menikmati hasil jerih payahnya dalam proses membuat sebuah karya. Sisanya? mereka harus menelan ludah karena ada si "B" yang datang dan membuat karyanya dapat dinikmati oleh semua orang tanpa orang yang menikmati tersebut tau, bahwa si seniman ini menangis dalam hati dan merasa hampa tak dihargai.

Ya, "kebanyakan orang di Indonesia" inilah yang seringkali menunggu bahkan mencari akan kedatangan si "B" untuk mendapatkan sebuah karya tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.

Dan dialah si "B". "pemBajak".

KENAPA HARUS ORIGINAL? 

Sebelum masuk ke bahasan diatas, ada baiknya kalo gue terlebih dahulu membahas

APA ITU ORIGINAL?

Menurut wikipedia:
Originality is the aspect of created or invented works by as being news or novel, and thus can be distinguished from reproductions, clones, forgeries, or derivative works.[citation needed] An original work is one not received from others nor one copied from or based upon the work of others.[citation needed]. It is a work created with a unique style and substance. The term "originality" is often applied as a compliment to the creativity of artistswriters, and thinkers.[citation needed] The idea of originality as we[who?] know it was invented by Romanticism,[1] with a notion that is often called romantic originality.[2][3][4]
The concept of originality is culturally contingent. It became an ideal in Western culture starting from the 18th century.[5][6] In contrast, at the time of Shakespeare it was common to appreciate more the similarity with an admired classical work, and Shakespeare himself avoided "unnecessary invention".[5][7][8]
 So, karya yang original adalaaaaaahhhhhh??

Oke, ini menurut gue pribadi sih. Gue ga tau kalo kalian mungkin punya pendapat yang berbeda tentang ORIGINALITAS, mungkin bisa share pendapat kalian di kolom komentar nanti.

Karya yang original adalah karya yang jika kita membeli karya tersebut, maka uang yang kita gunakan untuk membeli karya itu akan tersampaikan kepada sang seniman.

Jadi, karya yang original itu harus berbayar?

NGGAK!

Originalitas tidak menentukan harga, tapi menentukan kualitas. Harga ditentukan oleh sang seniman (atau manajer jika sang seniman memiliki manajer). Tak sedikit seniman yang menyebarluaskan hasil karya kepada dunia secara cuma-cuma.

TERUS RUGI DONG KALO DIBAGIIN GRATIS?

Secara materi? YA. tapi secara marketing? TERGANTUNG. Itulah marketing, semuanya tergantung kepada mindset si pembeli. Tipe mana dia? Kalo dia adalah tipe "kebanyakan orang di Indonesia" yang sebelumnya kita bahas, maka hancurlah sang seniman itu. Tapi, kalo mereka adalah tipe orang "kedua", tipe yang mampu menghargai seniman-seniman yang mereka sayangi, disitulah target si seniman saat ia menyebarluaskan karyanya secara cuma-cuma tercapai.

Ketika tipe orang kedua ini telah menikmati karya si seniman dan menyukainya, maka ketika suatu waktu sang seniman ini membuat karya yang lain dan menjualnya kepada orang tipe kedua, maka dengan senang hati tipe orang kedua akan membeli karya tersebut karena ia menghargai dan menyayangi sang seniman dan karyanya tersebut.

Balik lagi,

KENAPA HARUS ORIGINAL? 

Mendapatkan sesuatu yang Original dengan cara yang LEGAL, menurut gue adalah suatu bentuk penghargaan kita kepada seniman yang kita cintai. Rasa hormat kepada seniman yang telah membuat sebuah karya untuk memanjakan para penikmat karya tersebut.

Mulai dari sini, gue akan mempersempit ruang gerak bahasan kita menjadi

ORIGINAL ALBUM

To be honest, gue membuat artikel ini dalam rangka menyambut 2 Album yang gue tunggu-tunggu di tahun ini. 3 Maret 2016, Kirameki no Kakera Album yang dirilis oleh Manajemen Sakura Gakuin dan 1 April 2016, METAL RESISTANCE Album yang dirilis oleh BabyMetal Official. Tapi bukan itu yang pengen gue bahas. Bahasan gue balik lagi ke:

"kebanyakan orang di Indonesia" yang mendapatkan album musik ORIGINAL dengan cara yang TIDAK LEGAL/ILLEGAL. BOOM!

Gini gini... pernah gak kalian punya kenalan atau bahkan kalian sendiri melihara binatang, anggeplah kalian melihara kucing, kalian sayang sama kucing itu, kalian ga mau kucing tersebut kotor atau sakit, karena itu kalian membuatkan tempat untuk si kucing tersebut membuat kotorannya dan kalian juga membelikan makanan khusus untuk si kucing.

Membuat tempat untuk si kucing membuang kotoran itu tentulah memerlukan modal. Setidaknya modal tenaga yang keluar. Dan gue udah survey kalo satu kaleng makanan kucing itu harganya bisa mencapai 400ribuan. (itu yang murah) Lebih mahal dari makanan kita sehari-hari.

Or, let's take it more simply. Gue yakin kalian disini pernah tau atau bahkan pernah punya yang namanya Tamiya? Tamiya jalannya pake apa?? Pake Baterai. Jalannya dimana?? Di trek tamiya. Baterainya beli kan? Trek tamiyanya juga beli kan? atau kalo misalkan kalian bikin sendiri treknya, tetep aja bahannya gak gratis kan?

Nah, analogi barusan adalah contoh dari pengorbanan kita terhadap apa yang kita sukai dan cintai. Jadi menurut gue, aneh kalo kalian mengaku suka dan cinta terhadap seorang seniman tapi kalian gak mau berkorban untuk sang seniman. Kalian cuman mau menikmati karyanya tanpa ada timbal-balik dari kalian untuk si Seniman.

Kenapa kita bisa dan mau mengorbankan uang yang sangat banyak untuk seekor kucing atau membeli satu set batu baterai dan dinamo hanya untuk menyalakan sebuah Tamiya, tapi kita nggak bisa mengeluarkan uang untuk menghargai seorang seniman? kenapa?

Oke, ini opini gue. Makanan kucing, Dinamo Tamiya dengan Album Musik memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaannya ialah MEDIA. Mereka memiliki media yang berbeda.
Jika makanan kucing dan dinamo tamiya merupakan hard media yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. Maka album adalah sebuah karya hard media yang berisi soft media. soft media memiliki ciri-ciri yang hanya bisa dilihat dan dirasakan. Tanpa disentuh, soft media sudah bisa dinikmati oleh penikmatnya.

INTERNET memiliki peranan besar dalam penyebaran original soft media secara ILLEGAL. This is globalization era. Orang-orang dapat dengan bebas menemukan karya yang mereka sukai dan mengunduhnya sebagai soft media ke hard drive mereka sendiri.

iTunes merupakan penyedia karya-karya yang berbentuk soft media legal terbesar di dunia. Mereka mempunyai data penjualan berbagai karya-karya para seniman di dunia termasuk di Indonesia. Dan ini adalah berbandingan antara penjualan karya-karya di Indonesia dengan di negara-negara yang lain.

USA

UK (Inggris)

Jepang

Indonesia

Did you see that?

Perbandingan antara penjualan di ITunes USA, UK, dan Jepang dengan penjualan di ITunes Indonesia. Bagaikan kerak bumi dengan langit ketujuh. JAUH.

Harga album atau single musik terlalu mahal untuk orang-orang Indonesia??

Ada sebuah kutipan:

Kalo kamu terlahir miskin, itu bukan kesalahanmu. Tapi kalo kamu mati dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu.
Kutipan dari siapa gak perlu gue kasih tau, mungkin udah banyak yang denger tapi gue cuman mau bilang: Salah siapa kalian miskin di era Globalisasi ini???

Gue bikin tulisan ini juga bukan buat bocah-bocah yang masih sekolah dan minta uang ke orang tua, tapi yang gue maksud adalah mereka yang sudah sanggup untuk bekerja, sudah sanggup untuk berkarya, sudah mampu untuk menanggung beban kehidupannya sendiri, tapi masih jatuh kedalam lubang kemiskinan. ITU SALAHMU...

Jadi buat yang masih sekolah, well, find your passion from now. Karena yang bakal bikin kalian kaya itu bukan bagaimana kalian belajar disekolah, tapi bagaimana kalian mengembangkan bakat dan passion kalian di lingkungan kalian. Bagaimana kalian bisa membuat orang-orang nantinya menghargai kemampuan yang kalian miliki karena sudah kalian asah dari sekarang.

Dan kalo udah kaya, jangan jadi "kebanyakan orang di Indonesia" yang tadi.

So, that's all about my opinion. Why Should We Buy The Originals? I think, it's all about the respect. And how about you? Let's see your comment below.

And for the last, see you on my next post. Bye!!

No comments:

Post a Comment

FakhriTaka

Fakhri Taka adalah seorang mahasiswa yang hobi main kartu remi, ngopi, dan nonton serial teletubbies. Sekarang lagi sibuk sibuknya nyari cara agar bisa tidur sebelum tengah malam sambil meneliti obat tidur mana yang cocok buat ditenggak.




Recent

recentposts

Random

randomposts