Judul
Buku: JURU BICARA
Penulis:
Pandji Pragiwaksono
Penyunting:
Eka Saputra & Nurjannah Intan
Penerbit:
PT Bentang Pustaka
Cetakan:
Pertama, 2016
Jumlah
Halaman: x + 182 halaman
=========================================================
ULASAN
SINGKAT
Sesuai
dengan judul bukunya, didalam JURU BICARA Pandji sang penulis buku ini mengajak
kita untuk bersama-sama meluaskan sudut pandang kita agar dapat memberanikan
diri untuk mengeluarkan berbagai aspirasi yang ada yang ada di pikiran kita
secara bebas dan terbuka, namun tetap dapat kita pertanggungjawabkan keabsahan
dan orisinalitasnya.
Karena
pada zaman dimana media sosial kini telah menjadi salah satu media yang paling
banyak digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan isi pikiran kita kepada
orang orang yang tak terjangkau oleh kita untuk bertemu tatap muka, pada
kenyataannya masih banyak orang yang takut untuk berpendapat karena merasa apa
yang akan dia sampaikan berbeda dengan keyakinan yang ada di masyarakat. Takut
bahwa suaranya akan tak didengar atau bahkan tenggelam oleh riuhnya pembicaraan
lain yang dianggap lebih penting.
Dari
buku ini pula kita dapat belajar bahwa dengan menulis, kita bisa membuat orang
lain membaca; dan selama ada yang membaca, maka ada yang belajar; dan selama
ada yang belajar, maka masih ada harapan akan kemajuan di indonesia. Apa yang
mungkin kita anggap tidak penting untuk disampaikan, bisa jadi merupakan
sesuatu yang amat penting bagi orang lain yang ingin mendengarkan.
Melalui
buku ini, kita dianggap untuk meningkatkan martabat bangsa dengan meningkatkan
martabat pribadi. Keberanian untuk mengkritisi sesuatu menjadi kunci bagi kita
sebagai makhluk sosial untuk dapat memahami, menerima, dan belajar untuk berani
berbicara demi martabat bangsa Indonesia.
=========================================================
KEUNGGULAN
Sebagai
seseorang yang berkutat di dunia komersialisasi aspirasi melalui komedi, secara
pribadi saya sangat menyukai setiap diksi yang digunakan oleh penulis dalam
merangkai kata dan bahasa agar dapat dengan mudah dicerna setiap intisari
kalimatnya oleh berbagai kalangan pembaca. Nilai-nilai positif juga pesan yang
ingin disampaikan melalui tulisannya, dapat berlaku bagi setiap target market
pembacanya.
=========================================================
KELEMAHAN
Karena
Pandji menulis buku ini sesuai dengan apa yang dia alami selama kehidupannya,
mungkin akan ada beberapa pemahaman dan interpretasi yang berbeda-beda karena
tidak semua manusia memiliki sudut pandang yang sama ketika berusaha untuk
memahami sesuatu. Selain itu banyak juga informasi informasi tanggung yang pada
akhirnya akan merujuk kepada karya-karyanya yang lain sehingga membuat
orang-orang yang belum mengkonsumsi karya-karyanya yang terdahulu merasa
mendapatkan informasi yang baru setengah jalan.
=========================================================
KESIMPULAN
DAN BEBERAPA POINT YANG PENTING
Saya
secara pribadi sangat menyukai dimana penulis melihat bahwa tingkat
intelektualitas seseorang akan terlihat dari cara ia menyikapi suatu perbedaan
atau perselisihan pendapat. Terhitung 4 kali ia menuliskan kalimat bahwa “orang
minder mudah tersinggung” yang mana memiliki arti lain bahwa ketika kita telah
memahami akan sebab dari perbedaan yang terjadi, maka kita akan dapat menerima
perbedaan tersebut tanpa harus ada perselisihan sebelumnya.
Namun, tak ada yang
sempurna, ada satu bab yang saya rasa kurang pantas untuk dikonsumsi atau
bahkan dipublikasi karena dilihat dari judulnya saja sudah mengandung kata-kata
yang tak pantas untuk diucapkan secara norma dan etika berbahasa. Tepatnya pada bab ke-26
di halaman ke-131.
Tapi
secara keseluruhan, buku ini dapat membuka pemikiran kita yang mungkin masih
kurang luas untuk mengkritisi segala aspek kehidupan entah itu aspek
sosiologis, historis, maupun komersialisasi publik yang bisa dikatakan
seluruhnya berguna sebagai dasar kita untuk bersosialisasi yang bertanggungjawab.
Pandji
mengajarkan kita lewat bukunya sebuah arti dari kebebasan yang bertanggungjawab
terutama dalam hal berkomunikasi.
=========================================================
KUTIPAN
FAVORIT
Ada
beberapa baris kalimat yang saya suka dari buku ini, dan diantaranya adalah
sebagai berikut:
“Karena
surga dunia adalah ketika kita bisa hidup dari karya kita, dari apa yang kita
cintai” (Halaman 34)
“Love
finds its entrance from one’s passion. One way to attract the opposite sex is
to see you glow while you are passionately working on your passion.” (Halaman
163)
“Semua
orang bebas ngomong apa pun, selama siap bertanggung jawab atas omongannya.”
(Halaman 56)
“Usaha
mempersatukan bangsa TIDAK ADA GARIS AKHIRNYA. Tidak ada ujungnya. TIADA HENTI.
Selama negara itu berdiri, perjuangannya harus terus terjadi.” (Halaman 21)
“I
know who I am. I am not what they say. A stupid person does not achivie the
things I have achieved.” (Halaman 107)
“Kalau
Anda sedang berproses, kemudian ada yang mengkritik karya Anda, maafkan dia.
Hidup yang instan membuatnya gagal untuk memahami nilai sebuah proses.”
(Halaman 124)
No comments:
Post a Comment